Rumah Teh Ndoro Donker (Karanganyar): Pengalaman Menyesap Teh Ditengah Kebun Berhawa Sejuk

Rumah Teh Ndoro Donker (Outdoor)

Kali kedua saya bertandang di Rumah Teh Ndoro Donker ini lumayan Banyak perubahan meski tidak signifikan, maklumlah sudah lebih dari 2,5 tahun sejak saya terakhir kali kesini demi menemani seorang teman dari negaranya Paman Ho. 
Kali ini saya bertamasya rasa lebih karena menuruti beberapa teman yang penasaran mencicipi fast food yang baru buka beberapa waktu lalu di depan Solo Grand Mall. Daripada jauh-jauh sampai Solo cuma ke tempat itu saja maka kami memutuskan untuk sekalian tamasya. Nah, jadilah kita mampir ke Rumah Teh Ndoro Donker ini.

Sate Kere Pak Panut (Jogja): Sang Pelopor yang Layak Diacungi Jempol

Kancilen sampe menjelang subuh gegara nervous kepikiran acara nanti sore membuat saya malah produktif dan kembali nge-blog. Akhir-akhir ini memang kegiatan saya sedang full sampai banyak materi tamasya rasa yang teronggok begitu saja. Maafkan.
Tersebutlah sesosok Pak Panut yang bukan bakul angkringan di dekat kampus saya dulu. Pak Panut yang ini merupakan generasi kedua penerus usaha sate kere di Jalan Godean yang (ternyata) kurang terkenal, padahal dari orang tua beliaulah cikal bakal sate kere di sepanjang jalan Godean berasal.

Pengalaman lebih dari 30 tahun menjadikan sebuah kesempurnaan formasi bumbu ketumbar dengan gula kelapa yang lebur bersama kecap. Dan ketika dibakar menjadi aroma yang sangat khas.Sebuah aroma smokey yang sempurna. 

Tetapi itu belum terlalu sempurna jika belum beradu dengan gurih santan encer dari sayur tempe ndeso yang selalu menjadi tokoh pendamping dalam seporsi sate kere Godean ini.

Pagi Hari Membahas Ragi

Sudah menjelang siang sebenarnya tapi bagi saya yang biasa tidur lagi sehabis subuhan, jam delapan ke bawah adalah masih pagi. Untungnya semester ini saya dapat kelas pagi jadi terlatih untuk bangun awal dan walahasil di weekend pun saya tetap sregep 😭😭😭. Kalimat pembukanya tidak jelas. Abaikan. 😂

Entah sejak kapan di Jogja demam healthy food, pastinya beberapa teman dan sahabat saya pun terjangkit virus yang serupa. Sebuah langkah yang baik sebenarnya. Sangat baik malahan. Hanya saja bagi saya pribadi terkadang hal itu malah secara tidak langsung membentuk sebuah kubu antara penggemar makanan konvensional dan makanan sehat padahal sejatinya selama makan tersebut halal dan thoyib bisa dipastikan memiliki manfaat bagi tubuh bahkan jiwa.

Di sekitar saya sekarang mulai demam pangan fermentasi, mulai dari fermentasi teh hingga fermentasi buah bahkan olahan lain semacam roti dan kopi. Tentu saja saya semangat, apalagi selama ini memang saya mendalami ilmu mengenai lelembut (baca: mikrobia) yang artinya saya akan menemukan teman-teman diskusi asik dan segar.

Benar saja, sesuai dugaan banyak sekali teman baru ataupun lama di sekitar saya dengan berbagai background yang belajar mengenai fermentasi. Menyenangkan. Bahkan ada yang tanpa ragu mulai melakukan edukasi meskipun dalam segala keterbatasan sarana ataupun informasi. Benar-benar militan. Mengagumkan.

Tahu Lontong Blora Bu Pudji (Jogja): Sepiring Blora di pojok Jogja

Saya sengaja mampir ke warung yang pertama kali saya kunjungi sekitar 12 tahunan yang lalu. Tepatnya ketika SMA. Tapi kali ini agak berbeda, karena saya ditrmani seorang dosen muda yang baru saja pulang dari Jepang dan rindu masakan tradisional. Berhubung dia berasal dari Cepu yang notabene termasuk dalam kabupaten Blora, maka saya ajak mampir ke warung ini sekaligus bisa saya interogasi tentang orisinalitas rasa. 😁😁😁

Pertama masuk ke warung yang berada sekitar 500 meter sebelah timur stasiun Lempuyangan ini adalah tidak banyak berubah, bahkan sejak pertama kalinya saya ke sini. Satu-satunya perubahan paling kentara adalah harga yang naik (untuk ini jangan salahkan pedagang, tetapi salahkanlah inflasi dan sistem ekonomi kapital).